Pengenangan Arwah Semua Orang Beriman
02 November 2022 :
PENGENANGAN ARWAH ORANG BERIMAN
Bahasa Indonesia mempunyai ungkapan baik untuk “meninggal: yaitu BERPULANG”. Secara teologis, istilah itu menunjukkan iman, bahwa asal manusia itu Allah, Sang Pencipta,- lalu hidup di dunia’ setelah itu BERPULANG. Dari sisi yang lebih menonjolkan nilai kepribadian, peristiwa serupa juga sering dikalimatkan sebagai “Dia dipanggil Tuhan”. Dalam ungkapan itu termaktub kepercayaan, bahwa Allah berkenan membersihkan segala noda, dan “MEMANGGIL PULANG” anaknya ke RUMAH BAPA. Warna personal itu memberi hiburan besar kepada semua “yang ditinggalkan, masih hidup dunia”. Maka banyak komunikasi seputar saudara yang meninggal berisi “maaf atas segala kekurangan”.
2Mak. 12:43-45 adalah ungkapan dari Perjanjian Lama, yang menggarisbawahi kepercayaan, bahwa semua yang meninggal dengan sukma bersih dari noda dosa, pasti disambut Tuhan. 1Kor. 15: 20-24a.25-28 membantu manusia pada umumnya menangkap segi iman dan segi kemanusiaan yang berdukacita karena ditinggalkan “kembali kepada Bapa”. Di situ, iman kepada Tuhan Yesus Kristus secara istimewa memberi kekuatan. Sebab Guru Nasaret diimani sebagai “BANGKIT DARI MAUT SETELAH DIBUNUH DI SALIB”. Artinya, orang yang beriman kepada Sang Kristus diyakini menyatu dengan Sang Mesias, untuk dibangkitkan menghadap Allah Bapa. Dengan iman ini, murid-murid Kristus menyadari, bahwa “kematian tidaklah menghancurkan kehidupan, melainkan membawa manusia pada Hidup Baru, berkat Roh Kehidupan”. Di sana ada pengharapan akan hidup abadi: tempat seluruh keluarga berkumpul kembali dalam Keluarga Allah.
Yoh. 6:37-40 merupakan ungkapan iman Yohanes, Murid yang dicintai Tuhan, karena “… Kehendak Bapa… yaitu… setiap orang yang jumpa dengan Putra akan memperoleh hidup abadi”. Dengan ungkapan ini, Rasul Yohanes mewariskan keyakinan mendalam, betapa Allah, yang membangkitkan Sang Putra, juga menyambut orang yang meninggal ke pangkuan-Nya. Keyakinan Gereja kita di atas menyebabkan perlunya Liturgi menyediakan “Pesta Besar Mengenangkan semua orang yang meninggal” untuk menghirup Roh Kehidupan berkat Wafat dan Kebangkitan Putra. Marilah kita berdoa: “Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus…”
(RP. B.S. Mardiatmadja, SJ – Dosen STF Driyarkara)
📷 istimewa
Komentar
Posting Komentar