PETRUS (1) : Murid Yesus
Pengantar :
Tulisan berjudul PETRUS ini ada tiga bagian, yang masing-masing akan publish secara berseri. Ditulis oleh Bapak Bambang Kussriyanto, tinggal di Malang. Alasan redaksi mempublikasikan tulisan ini karena Stasi Pasar Kemis berlindung pada Santo Petrus. Besar kemungkinan banyak umat yang sudah mendengar maupun membaca kisah tentang Santo Petrus. Namun demikian redaksi berharap semoga tulisan ini membuat perkenalan kita pada sosok Santo Petrus semakin dalam.
-------------------------------------------------------
Petrus dari bahasa Yunani petros, “karang”. Simon Petrus rasul Yesus Kristus, pemimpin Keduabelas Rasul dan gembala utama Gereja Kristen awal. Ia banyak muncul dan dikisahkan dalam Injil-injil dan Kisah Para Rasul dan dianggap pengarang dua surat Perjanjian Baru, 1dan 2 Petrus (1 Ptr 1:1; 2 Ptr 1:1).
I. MURID YESUS
Petrus aslinya dikenal bernama Simon, anak Yohanes (Yoh 1:42), dan saudara Andreas (Yoh 1:40). Ia seorang nelayan penangkap ikan dari Betsaida, suatu komunitas kecil di sebelah utara Laut Galilea (Yoh 1:44) dan sudah menikah (Mat 8:14). Ia juga punya sebuah rumah di Kapernaum (Mrk 1:21.29).
Yesus memanggil Simon untuk menjadi muridNya pada awal karyaNya. Dalam injil Matius, Markus dan Lukas, Simon menerima panggilan untuk mengikut Kristus sewaktu menjala ikan (Mat 4:13-20; Mrk 1:16-18; Luk 5:1-11). Dalam Injil Yohanes kita dapatkan perjumpaan lain yang diatur oleh saudara Simon, Andreas (Yoh 1:40-42). Dalam kesempatan itu Yesus mengubah nama Simon menjadi Petrus: “Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas” (Yoh 1:42). Kefas adalah nama Aram yang berarti karang dan diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani petros, [yang kemudian melalui bahasa Latin diserap ke dalam bahasa kita menjadi] Petrus.
Secara resmi perubahan nama itu baru terjadi belakangan dalam karya Yesus sesudah Simon mengakui keputraan ilahi Yesus (Mat 16:16). Menanggapi pengakuan itu Yesus menjadikan Simon sebagai dasar komunitas Kristen : “Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku” (Mat 16:18). Sesudah itu rasul itu disebut Petrus atau Simon Petrus, sekalipun Paulus juga menyebutnya dalam bahasa Aram, Kefas (1 Kor 1:12; 9:5; 15:5; Gal 2:9.11.14).
Perubahan nama itu menandai perubahan misi dalam hidup Simon. Ia bukan hanya seorang Rasul di antara yang lain-lain, tetapi Rasul yang dianggap “yang pertama dan terutama” dari Keduabelas Rasul (Mat 10:2). Maka ia mendapatkan hubungan yang sangat erat dengan Yesus (Mat 17:24-27) dan diberi kesempatan-kesempatan khusus, bersama Yakobus dan Yohanes, untuk menjadi saksi keajaiban-keajaiban misalnya pembangkitan puteri Yairus dari mati (Mrk 5:37) dan peralihan rupa Yesus dalam kemuliaan atau Transfigurasi (Mat 17:1-8). Petrus juga bertindak selaku juru bicara bagi Keduabelas Rasul (Mat 15:15; Mrk 9:5; 10:28; Luk 12:41; Yoh 6:67-69).
Penempatan Petrus sebagai tokoh penting dalam Injil-injil lebih dari sekedar kehormatan belaka. Yesus memberi tanggungjawab besar kepada Petrus. Sebagai “karang” dan landasan Gereja, kepadanya dipercayakan “kunci-kunci Kerajaan Allah” dan wewenang dari surga untuk “mengikat” dan ”melepaskan” sebagai gembala utama dan guru bagi murid-murid Kristus di dunia (Mat 16:19). Peneguhan peranan Petrus itu diberikan sesudah Kebangkitan, ketika Kristus memberi tugas kepada Petrus: “Gembalakanlah domba-domba-Ku... Gembalakanlah domba-domba-Ku... Gembalakanlah domba-domba-Ku” (Yoh 21:15-17). Maka ia mewakili dan bertindak atas nama Yesus “gembala yang baik” (Yoh 10:14). Tidak ada rasul lain yang oleh Yesus diberi misi sebesar itu.
Namun Petrus berjuang keras untuk tetap setia kepada Kristus ketika peristiwa-peristiwa dalam sengsara dan wafat Kristus mulai terjadi. Ketika pihak yang berwenang menangkap Yesus di Taman Getsemani, Petrus bereaksi dengan melakukan kekerasan dan memotong telinga seseorang yang bernama Malkhus (Yoh 18:10-11). Namun ketika ia ditanya mengenai hubungannya dengan Yesus sewaktu ia duduk di halaman rumah imam besar, Petrus menyangkal mengenal Yesus tiga kali (Mat 26:69-75). Yesus sudah menubuatkan sikap pengecut Petrus itu sebelumnya (Mrk 14:29-30). Dan menyemangati Petrus supaya “menguatkan” saudara-saudaranya, setelah Petrus menyesali sikapnya itu (Luk 22:31-32).
Akhirnya Petrus adalah rasul pertama yang menyaksikan makam Yesus yang kosong (Luk 24:12; Yoh 20:3-7) dan yang pertama dari Keduabelas Rasul yang melihat Yesus bangkit lagi (Luk 24:34; 1 Kor 15:5) (KGK 442, 552-553, 765, 880-881, 1429).
Bersambung PETRUS (2)
Penulis : Bambang Kussriyanto
Seorang penggemar buku sejak remaja. Banyak baca. Sambil baca buku bahasa asing, menerjemahkan sekalian. Banyak ngobrol. Maka jadi guru, trainer dan konselor. Belajar terus supaya bisa memberi jawaban dalam banyak hal.
Sumber Foto : Istimewa
Komentar
Posting Komentar